Sabtu, 28 April 2012

Siklus Pembelian Tunai, Perusahaan ke Supplier

              Prosedur pembelian tunai, perusahaan ke supplier adalah rangkaian aktivitas/kegiatan perusahaan dimana perusahaan melakukan pembelian bahan baku atau sejenisnya kepada supplier dan pelaksanaannya terjadi pada saat perusahaan datang ke Supplier. Dalam hal ini, pihak perusahaan memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan pembelian, dan pembayarannya dilakukan pada saat itu juga (pembayaran cash) yaitu saat perusahaan melakukan pembelian ke supplier (inisiatif sendiri).

A. Prosedur Pembelian Tunai:
  1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
  2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
  3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
  4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
  5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
  6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
  7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
  8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke BagianKeuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
  9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2 dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
  10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier.
  11. Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
  12. Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 

B. Jobdesc dari masing-masing Entitas: 
1. Bagian Gudang
  • Melakukan pengecekan terhadap persediaan barang
  • Membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) rangkap 2 : 
          Lembar pertama dikirim ke BagianPembelian, 
          Lembar ke dua disimpan sebagai arsip.
  • Menerima Surat Order Pembelian (SOP) dari Bagian Pembelian
  • Berdasarkan SOP dan Faktur yang diterima dari Bagian Pembelian, membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 3 : 
          Lembar pertama dikirim ke Bagian Pembelian, 
          Lembar ke dua ke Bagian Keuangan, dan
          Lembar ke tiga disimpan sebagai arsip. 
2. Bagian Pembelian
  • Menerima SPP dari Bagian Gudang
  • Berdasarkan SPP, membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) yang dikirim ke Supplier
  • Menerima Surat Penawaran Harga (SPH) dari Supplier. Berdasarkan SPH, membuat Surat Daftar Pembelian (SDP) yang dikirim ke Pimpinan
  • Menerima SDP yang telah di ACC oleh Pimpinan
  • Berdasarkan SDP ACC, membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 4 :
          Lembar pertama dikirim ke Supplier, 
          Lembar ke dua dikirim ke Bagian Keuangan, 
          Lembar ke tiga dikirim ke Bagian Gudang, dan
          Lembar ke empat disimpan sebagai arsip
  • Menerima Faktur beserta Barang dari Supplier, kemudian mengirimkannya ke bagian Gudang
  • Menerima LPB dari Bagian Gudang 
3. Pimpinan
  • Menerima SDP dari Bagian Pembelian 
  • Meng-ACC SDP, kemudian mengirimkannya ke Bagian Pembelian
  • Menerima Laporan Pembelian Tunai (LPT) dari Bagian Keuangan 
4. Supplier
  • Menerima SPPH dari Bagian Pembelian
  • Berdasarkan SPPH, membuat SPH yang dikirimkan ke Bagian Pembelian
  • Menerima SOP dari Bagian Pembelian
  • Berdasarkan SOP, membuat Faktur rangkap 2 : 
          Lembar satu dikirim beserta Barang ke Bagian Pembelian, dan
          Lembar ke dua sebagai arsip
  • Menerima uang / pembayaran dari Bagian Pembelian, kemudian membuat faktur lunas rangkap 2 : Lembar pertama dikirim ke Bagian Keuangan, dan
          Lembar ke dua disimpan sebagai arsip 
  
5. Bagian Keuangan
  • Menerima SOP dari Bagian Pembelian
  • Menerima LPB beserta Faktur dari Bagian Gudang
  • Berdasarkan SOP dan LPB serta Faktur, melakukan pembayaran ke supplier.
  • Menerima faktur lunas dari supplier, berdasarkan faktur lunas membuat laporan pembelian tunai(LPT) rangkap 2: 
          Lembar 1dikirim ke pimpinan, dan
          Lembar ke dua disimpan sebagai arsip 

C. Flowchart Siklus Pembelian Tunai:

Jumat, 27 April 2012

Siklus Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

                Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah rangkaian aktivitas/kegiatan perusahaan dimana salah satu dari departemen yang ada pada perusahaan, contoh departemen/bagian penjualan melakukan permintaan dan pengeluaran barang jadi yang ada di gudang (inventory). Permintaan dan pengeluaran terjadi ketika terjadi penjualan yang mengharuskan barang jadi yang ada di gudang untuk dikeluarkan sesuai dengan permintaan Costumer.

A. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
  1. Bagian Produksi membuat surat permintaan bahan baku sesuai kebutuhan rangkap
  2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 2. Bagian Gudang menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi.
  3. Berdasarkan Surat Permintaan Bahan Baku, Bagian Gudang membuat Surat Pengiriman Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Produksi beserta bahan baku yang diminta dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  4. Berdasarkan Surat Pengiriman Bahan Baku, Bagian Gudang membuat bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  5. Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku, Bagian Gudang membuat laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi, lembar kedua disimpan sebagai arsip. 6. Bagian Produksi menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta bahan baku dari Bagian Gudang.
  6. Bagian Produksi memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian mengirim barang jadi ke Bagian Gudang.
  7. Berdasarkan barang jadi, Bagian Gudang membuat laporan barang jadi rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  8. Berdasarkan laporan persediaan bahan baku, bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang dan laporan barang jadi, Bagian Akuntansi membuat laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 

 B. Jobdesc dari masing-masing Entitas:
1. Bagian Produksi :
  • Membuat Surat Permintaan Bahan Baku rangkap 2. 
          Lembar 1 dikirim ke Bagian Gudang dan
          Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  • Menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta Bahan Baku dari Bagian Gudang.
  • Memproduksi bahan baku menjadi barang jadi 
2. Bagian Gudang :
  • Menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi.
  • Membuat Surat Pengiriman Bahan Baku rangkap 2. 
          Lembar 1 dikirim ke Bagian Produksi beserta bahan baku dan
          Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  • Membuat bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang.
  • Membuat laporan persediaan bahan baku rangkap 2. 
          Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi,
          Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  • Membuat Laporan Barang Jadi rangkap 2. 
          Lembar 1 dikirim ke Bagian Akuntansi dan
          Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
 3. Bagian Akuntansi :
  • Menerima Bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku dari Bagian Gudang
  • Menerima Laporan Persediaan dari Bagian Gudang.
  • Menerima Laporan Barang Jadi dari Bagian Gudang.
  • Membuat Laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang rangkap 2. 
          Lembar pertama dikirim ke manajer dan
          Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
4. Manajer :
  • Menerima Laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang dari Bagian Akuntansi.
  • Membuat keputusan-keputusan dalam perusahaan/organisasi.

C. Flowchart Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Siklus Pencatatan Harga Pokok Persediaan

              Prosedur pencatatan harga pokok persediaan adalah rangkaian aktivitas/kegiatan perusahaan, dimana perusahaan melakukan pencatatan harga pokok persediaan yang digunakan perusahaan untuk menghitung harga pokok penjualannya. Harga pokok persediaan itu sendiri didapat perusahaan dari pembelian persediaan (bahan baku) yang sudah dilakukan. Jadi harga pokok persediaan yaitu harga pokok bahan baku yang awalnya dibeli oleh perusahaan.

A. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan:
  1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
  2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
  3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)dikirim keManager untuk mendapat persetujuan.
  4. Jika Manager menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal.
  5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
  6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
  7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
  8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
  9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
  10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian LP rangkap 2. Lembar pertama diserahkan ke Manager dan lembar ke dua disimpan sebagai arsip.
  11. Berdasarkan laporan pembelian kredit bagian keuangan membuat laporan harga pokok persediaan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke manager, lembar ke 2 disimpan sebagai arsip. 

B. Jobdesc dari masing-masing Entitas:
1. Bagian Gudang
  • Melakukan pengecekan terhadap persediaan barang
  • Membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) rangkap 2 : 
          Lembar pertama dikirim ke Bagian Pembelian,
          Lembar ke dua disimpan sebagai arsip.
  • Menerima Surat Order Pembelian (SOP) dari Bagian Pembelian
  • Berdasarkan SOP dan Faktur yang diterima dari Bagian Pembelian, membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 3 : 
          Lembar pertama dikirim ke Bagian Pembelian,
          Lembar ke dua ke Bagian Keuangan, dan
          Lembar ke tiga disimpan sebagai arsip.

2. Bagian Pembelian
  • Menerima SPP dari Bagian Gudang
  • Berdasarkan SPP, membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) yang dikirim ke Supplier
  • Menerima Surat Penawaran Harga (SPH) dari Supplier. Berdasarkan SPH, membuat Surat Daftar Pembelian (SDP) yang dikirim ke Manager
  • Menerima SDP yang telah di ACC oleh Manager
  • Berdasarkan SDP ACC, membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 4 : 
          Lembar pertama dikirim ke Supplier,
          Lembar ke dua dikirim ke Bagian Keuangan,
          Lembar ketiga dikirim ke Bagian Gudang, dan
          Lembar ke empat disimpan sebagai arsip
  • Menerima Faktur beserta Barang dari Supplier, kemudian mengirimkannya ke bagian Gudang
  • Menerima LPB dari Bagian Gudang 
3. Manager
  • Menerima SDP dari Bagian Pembelian
  • Meng-ACC SDP, kemudian mengirmkannya ke Bagian Pembelian
  • Menerima Laporan Pembelian (LP) dari Bagian Keuangan
  • Menerima laporan harga pokok persediaan
 4. Supplier
  • Menerima SPPH dari Bagian Pembelian
  • Berdasarkan SPPH, membuat SPH yang dikirimkan ke Bagian Pembelian
  • Menerima SOP dari BagianPembelian
  • Berdasarkan SOP, membuat Faktur rangkap 2 : 
          Lembar satu dikirim beserta Barang ke Bagian Pembelian, dan
          Lembar ke dua sebagai arsip

5. Bagian Keuangan
  • Menerima SOP dari Bagian Pembelian
  • Menerima LPB beserta Faktur dari Bagian Gudang
  • Berdasarkan SOP dan LPB serta Faktur, membuat Laporan Pembelian (LP)rangkap 2 : 
          Lembar pertama dikirim ke Manager, dan
          Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  • Berdasarkan laporan pembelian membuat laporan harga pokok persediaan rangkap 2, 
          Lembar 1 dikirim ke manager,
          Lembar ke 2 disimpan sebagai arsip.

C. Flowchart pencatatan Harga Pokok Persediaan

Siklus Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual

              Prosedur pencatatan harga pokok produk yang dijual yaitu rangkaian aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan melakukan pencatatan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang dijual.

A. Prosedur pencatatan harga pokok produk barang yang dijual
  1. Bagian produksi membuat surat permintaan bahan baku rangkap 2, lembar 1 diberikan kepada bagian gudang sedangkan lembar ke 2 disimpan sebagai arsip.
  2. Bagian gudang menerima surat permintaan barang baku lalu mempersiapkan bahan baku yang diminta, membuat surat pengiriman barang rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip sedangkan lembar ke 2 dikirim ke bagian produksi beserta bahan baku.
  3. Bagian produksi menerima surat pengiriman dan barang, lalu melakukan produksi. Setelah itu membuat laporan DM,DL,FOH rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip, lembar ke 2 dikirim ke bagian akuntansi.
  4. Bagian akuntansi menerima laporan DM,DL,FOH. Berdasarkan laoran tersebut bagian akuntansi menghitung DMC,DLC,FOH. Lalu membuat laporan harga pokok produksi rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip. Lembar ke 2 dikirim ke manajer
  5. Bagian manajer menerima laporan harga pokok produksi,. Berdasarkan laporan harga pokok produksi bagian manajer menentukan margin laba lalu membuat laporan harga penjualan barang. 
 B. Job desc dari masing-masing Entitas:
1. Bagian Gudang:
  • Menerima surat permintaan bahan baku
  • Menyiapkan bahan baku dan membuat surat pengiriman rangkap 2.
          Lembar 1 disimpan sebagai arsip,        
          Lembar 2 dikirim beserta barang ke bagian produksi
2. Bagian Produksi:
  • Membuat surat permintaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke bagian gudang, lembar ke 2 disimpan sebagai arsip
  • Menerima surat pengiriman beserta dengan bahan baku
  • Melakukan produksi
  • Membuat laporan DM(Direct Material),DL(Direct Labor),FOH(Factory Overhead) rangkap 2, Lembar 1 disimpan sebagai arsip
          Lembar ke 2 dikirim ke bagian akuntansi Bagian Akuntansi:
  • Menerima laporan DM,DL,FOH dari bagian produksi
  • Melakukan perhitungan DMC(Direct Material Cost),DLC(Direct Labor Cost),FOH. Lalu membuat laporan harga pokok produksi rangkap 2. 
          Lembar 1 disimpan sebagai arsip.
          Lembar ke 2 dikirim ke manajer
3. Manajer:
  • Menerima laporan harga pokok produksi. Berdasarkan laporan tersebut menentukan margin laba, lalu membuat laporan harga penjualan barang. 
C. Flowchart pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual:

Kamis, 26 April 2012

Siklus Pencatatan Barang Jadi

              Prosedur pencatatan barang jadi adalah rangkaian kegiatan/aktivitas perusahaan, dimana perusahaan melakukan pencatatan atas barang yang selesai diproduksi dan siap untuk dijual.

A. Prosedur pencatatan barang jadi:
  1. Bagian produksi membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3. Lembar 1 dikirimkan bersama barang ke Bagian Gudang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi. Lembar 3 disimpan sebagai arsip.
  2. Bagian Akuntansi menerima Bukti Pengiriman BJ lembar 2 dari Bagian Produksi, kemudian di arsip untuk dijadikan bukti bahwa Bagian Produksi telah menyelesaikan produk jadi dan sudah melakukan pengiriman ke Bagian Akuntansi
  3. Bagian gudang menerima barang jadi dan Bukti Pengiriman Barang Jadi lembar 1 dari Bagian Produksi. Berdasarkan Bukti Pengiriman BJ tersebut, Bagian Gudang mengisi Kartu Gudang yang menyatakan bahwa bagian gudang menerima barang jadi sejumlah unit barang jadi yang telah ditransfer oleh bagian produksi.
  4. Setelah mengisi kartu gudang, Bagian Gudang meminta tanda tangan (untuk mengetahui produk jadi yang masuk ke Bagian Gudang) ke Bagian Akuntansi.
  5. Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani ke Bagian Gudang.
  6. Berdasarkan kartu gudang yang telah ditanda tangani, Bagian Gudang membuat Surat Penerimaan Barang Jadi (SPBJ) rangkap 3. Lembar pertama dikirimkan ke Bagian Akuntansi, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Produksi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip
  7. Bagian Akuntansi menerima SPBJ lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 1 tersebut, Bagian Akuntansi mengisi Kartu persediaan yang digunakan untuk mengetahui persediaan barang jadi yang telah masuk.
  8. Setelah mengisi Kartu Persediaan, Bagian Akuntansi mencatat di Jurnal tentang persediaan barang jadi yang masuk. Setelah itu, memposting ke buku besar, dan dibuatkan neraca saldo dan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan Laporan Keuangan. Berdasarkan Laporan Keuangan tersebut, Bagian Akuntansi membuat Laporan Penerimaan Barang Jadi (LPBJ) yang dikirimkan ke Manajer.
  9. Bagian Produksi menerima SPBJ lembar 2 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 2, Bagian Produksi membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi yang dikirimkan ke Manajer.

B. Jobdesc dari masing-masing entitas
1. Bagian Produksi
  • Membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3
          Lembar 1 : dikirimkan ke Bagian Gudang bersama barang
          Lembar 2 : dikirimkan ke Bagian Akuntansi
          Lembar 3 : disimpan sebagai arsip
  • Menerima Surat Penerimaan Barang Jadi lembar 2 dari Bagian Gudang
  • Membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi
  • Mengirimkan Laporan Penyelesaian Barang Jadi ke Manajer
2. Bagian Gudang
  • Menerima Bukti Pengiriman Barang Jadi bersama barang dari Bagian Produksi
  • Mengisi kartu gudang dan mengirimkan ke Bagian Akuntansi untuk meminta tanda tangan sebagai tanda bukti
  • Menerima Kartu gudang yang telah ditandatangani dari bagian Akuntansi
  • Membuat Surat Penerimaan Barang Jadi rangkap 3 
          Lembar 1 : dikirim ke Bagian Akuntansi
          Lembar 2 : dikirim ke Bagian Produksi
          Lembar 3 : disimpan sebagai arsip
3. Akuntansi
  • Menerima Bukti Pengiriman Barang Jadi dari Bagian Produksi dan menyimpannya sebagai arsip
  • Menerima Kartu Gudang yang telah diisi dan menandatangani kartu gudang tersebut
  • Mengirimkan kartu gudang yang telah ditandatangani ke Bagian Gudang
  • Menerima Surat Penerimaan Barang Jadi lembar 1 dari bagian gudang 
  • Mengisi kartu persediaan
  • Membuat jurnal
  • Memposting ke Buku Besar
  • Membuat neraca saldo
  • Membuat neraca lajur dan Ayat Jurnal Penyesuaian
  • Membuat Laporan Keuangan
  • Membuat Laporan Penerimaan Barang Jadi
  • Mengirimkan Laporan Penerimaan Barang Jadi ke Manajer 
4. Manajer
  • Menerima Laporan Penerimaan Barang Jadi dari Bagian Akuntansi
  • Menerima Laporan Penyelesaian Barang Jadi dari Bagian Produksi

C. Flowchart pencatatan barang jadi

Siklus Pengeluaran Kas

             Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa

             Dalam siklus pengeluaran, pertukaran informasi utama adalah dengan pemasok barang (vendor)

             Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.

A. Prosedur pengeluaran kas:
  1. Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran, dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  2. Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur tersebut, Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  3. Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer akan menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada Bagian Pemegang Kas.
  4. Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang telah disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3. Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
  5. Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian Pembayaran melakukan pembayaran kepada Supplier.
  6. Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran tersebut, Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  7. Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  8. Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
 B. Job desc dari masing-masing entitas:
1. Supplier
  • Membuat faktur rangkap 2 
          Lembar 1 : dikirimkan ke Bagian Pembayaran
          Lembar 2 : disimpan sebagai arsip
  • Menerima data pembayaran (berupa uang cash) dari Bagian Pembayaran
  • Membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2 
          Lembar 1 : dikirimkan ke Bagian Pembayaran
          Lembar 2 : disimpan sebagai arsip 2.
2. Bagian Pembayaran
  • Menerima faktur dari Supplier
  • Membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2 
          Lembar 1 : dikirimkan ke Manajer
          Lembar 2 : disimpan sebagai arsip
  • Menerima Bukti Kas Keluar (BKK) beserta uang dari Bagian Pemegang Kas
  • Melakukan pembayaran ke Supplier
  • Menerima SPP lembar 1 dari Supplier
  • Membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2 
           Lembar 1 : dikirimkan ke Bagian Akuntansi
           Lembar 2 : disimpan sebagai arsip
3. Bagian Pemegang Kas
  • Menerima SPPK yang telah disetujui dari Manajer
  • Membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3 
           Lembar 1 : dikirimkan ke Bagian Pembayaran beserta uang
           Lembar 2 : dikirimkan ke Bagian Akuntansi
           Lembar 3 : disimpan sebagai arsip
4. Bagian Akuntansi
  • Menerima BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas
  • Menerima Laporan Pembayaran (LP) lembar 1 dari Bagian Pembayaran
  • Membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2 
          Lembar 1 : dikirimkan ke Manajer
          Lembar 2 : disimpan sebagai arsip 5.
5. Manajer
  • Menerima Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) lembar 1
  • Menyetujui SPPK dan mengirimkan SPPK tersebut ke Bagian Pemegang Kas
  • Menerima Laporan Pengeluaran Kas (LPK) dari Bagian Akuntansi sebagai pertanggungjawaban. 

C. Flowchart Pengeluaran Kas:


Siklus Penerimaan Kas dari Retur Penjualan

            Siklus penerimaan kas dari retur penjualan yaitu rangkaian aktivitas bisnis, dimana perusahaan memiliki penerimaan kas (kas masuk) yang berasal dari retur penjualan (biasanya untuk produk-produk yang mengalami kerusakan).

Entitas yang paling utama dalam siklus ini yaitu Pelanggan 

A. Prosedur penerimaan kas dari piutang: 
  1. Barang yang diterima pelanggan mungkin tidak sesuai dengan pesanannya atau rusak dalam pengiriman. Maka Pelanggan membuat permohonan retur berupa Memo Debit. 
  2. Pelanggan mengirimkan Memo Debit ke Perusahaan pengirim ke Bagian Penjualan. 
  3. Setelah menerima Pemberitahuan Retur dari pelanggan, Bagian Penjualan membuat Memo Kredit rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Penerimaan Barang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Piutang. 
  4. Bagian Penerimaan Barang menerima pengembalian barang dari pelanggan dan membandingkan dengan catatan di Memo Kredit, kemudian membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2. Barang beserta LPB lembar 2 dikirimkan ke Bagian Gudang, sementara dua lembar Memo Kredit dan LPB lembar 1 dikirimkan ke Bagian Piutang. 
  5. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat masuknya barang berdasarkan LPB lembar 2 pada catatan penerimaan barang 
  6. Berdasarkan Memo Kredit dan LPB, Bagian Piutang melakukan pencatatan pengurangan piutang pada Catatan Pengurang Piutang (CPP) kemudian mengirimkan LPB lembar 1 beserta Memo Kredit lembar 2 ke Bagian Akuntansi Persediaan. 
  7. Bagian Akuntansi Persediaan, berdasarkan LPB lembar 1 dan Memo Kredit lembar 2 mencatat di Kartu Persediaan, dan mengirimkan kedua dokumen tersebut ke Bagian Keuangan. 
  8. Bagian ini mencatat jurnal perubahan piutang dan mengarsipkan kedua dokumen tersebut ke Bagian Keuangan. 

B. Job desc dari masing-masing entitas: 
  1. Bagian Penjualan
  • Menerima pemberitahuan retur berupa Memo Debit dan Barang yang di retur
  • Membuat memo kredit rangkap 2.Lembar 1: dikirimkan ke bagian penerimaan barang.
    Lembar 2: dikirimkan ke bagian piutang 
     2.  Bagian Penerimaan Barang
  • Menerima memo kredit lembar 1 dari bagian penjualan 
  • Menerima barang retur dari bagian pelanggan dan melakukan pemeriksaan barang yang diterima
  • Membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) 2 lembar Lembar 1 : Lembar ke-1: dikirimkan ke bagian piutang
    Lembar ke-2: dikirimkan ke bagian gudang beserta barang yang bersangkutan 
     3. Bagian Gudang
  • Menerima Laporan Penerimaan barang lembar ke-2 dari bagian penerimaan barang
  • Mencatat masuknya barang pada Catatan Penerimaan Barang (CPB) dan catatan tersebut diarsip 
     4. Bagian Piutang
  • Menerima memo kredit lembar 2 dari bagian penjualan
  • Mengirim dokumen berupa LPB lembar 1 dan memo kredit lembar 2 ke bagian akuntansi               persediaan 
  • Berdasarkan LPB lembar 1 dan memo kredit lembar 2, bagian piutang melakukan pencatatan dalam  Catatan Pengurang Piutang (CPP)
      5. Bagian Akuntansi Persediaan
  • Menerima LPB lembar 1 dan memo kredit lembar 2 dari bagian piutang
  • Mencatat kedua dokumen tersebut di Kartu Persediaan dan kartu persediaan tersebut diarsip 
      6. Bagian Keuangan
  • Menerima LPB lembar 1 dan memo kredit lembar 2 dari bagian akuntansi persediaan
  • Mengarsipkan LPB lembar 1 dan memo kredit lembar 2
  • Mencatat jurnal perubahan piutang dalam jurnal perubahan piutang

C. Dokumen yang diperlukan
1. Memo Debit
         Memo Debit berisi tentang surat permohonan retur yang digunakan pelanggan untuk meng-klaim       barang yang telah dibelinya jika barang tersebut mengalami kerusakan.
2. Memo Kredit
         Memo Kredit berisi tentang surat persetujuan atas klaim retur dari pelanggan dimana berisi tentang     catatan yang menggambarkan retur tersebut telah disetujui oleh perusahaan.
3. Laporan Penerimaan Barang (LPB)
        Laporan Penerimaan Barang berisi tentang pertanggungjawaban atas barang retur yang telah diterima dari pelanggan yang ditujukan untuk Bagian Gudang.
4. Catatan Penerimaan Barang (CPB)
       Catatan Penerimaan Barang hanya berisi tentang catatan yang menunjukkan barang telah diterima oleh pihak perusahaan (bagian gudang) setelah menerima LPB dari bagian penerimaan barang.
5.  Catatan Pengurang Piutang (CPP)
       Catatatn pengurang piutang berisi tentang catatan yang berisi bahwa piutang dari pelanggan yang dimaksud telah berkurang, karena pelanggan telah membayar utangnya pada perusahaan.
6. Kartu Persediaan
      Kartu persediaan berisi tentang jumlah persediaan yang berkurang/bertambah dari bagian akuntansi persediaan. Sehingga, dengan adanya kartu persediaan tersebut perusahaan tidak memerlukan pengecekan satu per satu kembali. Dan hanya dengan melihat kartu persediaan tersebut, perusahaan dapat dengan mudah mengontrol persediaan.
7. Jurnal Perubahan Piutang

D. Flowchart Siklus penerimaan kas dari retur penjualan


Siklus Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

             Siklus penerimaan kas dari penjualan tunai yaitu rangkaian aktivitas bisnis, dimana perusahaan menerima kas masuk yang berasal dari penjualan tunai yang dilakukan dalam bisnis normalnya. Dalam hal ini, sumber penerimaan kas yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari penjualan tunai, dimana pelanggan langsung melakukan pembayaran secara cash dan tidak melakukan pembelian secara kredit. Pelanggan dalam hal ini menjadi salah satu sumber dari siklus penerimaan kas dari penjualan tunai.

Entitas yang paling utama dalam siklus ini yaitu Pelanggan. 

A. Prosedur Penerimaan Kas dari penjualan tunai: 
1. Pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih melakukan pembayaran secara tunai ke Kasir. 
2. Kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari Pelanggan. Kemudian Kasir membuat Laporan Penerimaan Kas (LPK) dan dikirimkan ke Bagian Keuangan. 
3. Bagian Keuangan membuat Laporan Penjualan Tunai (LPT) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Pimpinan dan Lembar 2 disimpan sebagai arsip. 

B. Job desc dari masing-masing entitas: 
1. Pelanggan Costumer atau pembeli melakukan pembelian produk perusahaan Melakukan pembayaran secara tunai/cash ke kasir 
2. Kasir Menerima pembayaran tunai dari pelanggan dalam bentuk uang tunai Membuat laporan penerimaan kas (LPK) yang dikirimkan ke bagian keuangan 
3. Bagian keuangan Menerima laporan penerimaan kas (LPK) dari kasir Membuat laporan penjualan tunai (LPT) rangkap 2: Lembar ke-1 : dikirimkan ke pimpinan sebagai laporan dan bukti penjualan Lembar ke-2 : disimpan sebagai arsip 
4. Pimpinan Menerima laporan penjualan tunai (LPT) dari bagian keuangan 

C. Dokumen yang tersedia:
1. Laporan Penerimaan Kas (LPK)
    Laporan Penerimaan Kas ini digunakan sebagai lembar pertanggungjawaban yang dibuat oleh bagian kasir yang berisi tentang sejumlah pemasukan kas yang diterima oleh bagian kasir dari penjualan secara tunai.
2. Laporan Penjualan Tunai (LPT)
    Laporan Penjualan Tunai ini digunakan sebagai lembar pertanggungjawaban pada Pimpinan, dimana berisi tentang laporan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan dimana penjualan tunai ini, pelanggan membeli produk kepada perusahaan dengan pembayaran secara cash, dan laporan penjualan tunai ini dibuat oleh bagian keuangan.

D. Flowchart Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Siklus penerimaan kas dari piutang

                 Siklus penerimaan kas dari piutang yaitu rangkaian aktivitas bisnis, dimana perusahaan memiliki penerimaan kas (kas masuk) yang berasal dari piutang pelanggan. Dalam hal ini perusahaan memiliki sejumlah besar piutang pelanggan yang nantinya saat jatuh tempo dilakukan penagihan. Apabila pelanggan membayar piutang pada saat lebih dari jatuh tempo, maka perusahaan dapat menetapkan beban bunga yang harus dibayarkan oleh pelanggan sejumlah ketetapan perusahaan. namun, jika pelanggan membayar utangnya sebelum waktu jatuh tempo, maka pelanggan dapat memperoleh potongan sesuai ketetapan perusahaan.
A. Prosedur penerimaan kas dari piutang
  1. Kasir mengirimkan faktur ke Bagian Piutang. Bagian Piutang melakukan pengecekan jatuh tempo piutang berdasarkan faktur yang sudah diterimanya.
  2. Apabila jatuh tempo sudah dicek, maka Bagian piutang mencatat waktu jatuh tempo tersebut pada Schedule Umur Piutang (SUP).
  3. Berdasarkan SUP tersebut, Bagian Piutang membuat Surat Tagihan Piutang (STP) dan STP dikirimkan ke Pelanggan.
  4. Pelanggan menerima STP, dan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Pembayaran dikirimkan ke Bagian Piutang.
  5. Bagian Piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan membuat faktur lunas rangkap 2. Lembar 1 dikimkan ke Pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip. 

B. Job desc dari masing-masing entitas: 
1. Pelanggan
  • Menerima SPT dari bagian piutang
  • Melakukan pembayaran ke bagian piutang
  • Menerima faktur lunas lembar 1 dari bagian piutang 2. Kasir
  • Mengirimkan faktur ke bagian piutang
3. Bagian piutang
  • Menerima faktur dari kasir
  • Melakukan pengecekan jatuh tempo dan dicatat pada Schedule Umur Piutang (SUP)
  • Membuat surat tagihan piutang (STP) yang dikirimkan ke pelanggan
  • Menerima pembayaran (uang) dari pelanggan
  • Membuat faktur lunas rangkap 2 
          Lembar ke-1 : dikirimkan ke pelanggan karena pelanggan sudah membayar sejumlah utangnya pada  perusahaan saat jatuh tempo 
          Lembar ke-2 : disimpan sebagai arsip untuk kepentingan perusahaan pada bagian piutang
  • Membuat laporan penerimaan kas dari piutang (LPKP) rangkap 2 
          Lembar ke-1 : LPKP lembar 1 dikirimkan ke bagian keuangan 
          Lembar ke-2 : disimpan sebagai arsip untuk dokumen perusahaan. 
4. Bagian Keuangan
  • Menerima Laporan Penerimaan Kas dari Piutang (LPKP) 

C. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan: 
1. Faktur 
Faktur berisi tentang surat penagihan piutang yang ditujukan pada pelanggan yang memiliki utang pada perusahaan, dan dikirimkan saat jatuh tempo. 
2. Schedule Umur Piutang (SUP) 
Schedule umur piutang berisi tentang jadwal dari tanggal jatuh tempo piutang yang wajib dipenuhi oleh pelanggan. Dan digunakan sebagai dasar untuk melakukan pencocokan antara faktur yang telah dikirimkan dengan schedule/daftar jatuh tempo tersebut. 
3. Surat Tagihan Piutang (STP) 
Surat Tagihan Piutang ini berisi tentang peringatan kepada pelanggan untuk segera memenuhi kewajiban/utangnya yang telah jatuh tempo. Di dalam STP tersebut juga dilampirkan berapa Rp yang harus dibayarkan pelanggan kepada perusahaan ditambah dengan bunga yang harus dibayarkan atau potongan jika pelanggan tersebut memenuhi kewajiban/utangnya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 
4. Faktur Lunas 
Faktur lunas berisi tentang surat yang menyatakan bahwa pelanggan telah memenuhi kewajiban/utangnya kepada perusahaan dan pemenuhan kewajiban tersebut sudah benar-benar diterima oleh bagian piutang (perusahaan) 
5. Laporan Penerimaan Kas dari Piutang (LPKP) 
 Laporan Penerimaan Kas dari Piutang (LPKP) berisi tentang laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh bagian piutang yang menyatakan bahwa terdapat penerimaan kas yang diterima bagian piutang atas piutang, dan laporan tersebut ditujukan ke Pimpinan 

D. Flowchart Siklus penerimaan kas dari piutang